Langsung ke konten utama

Me-262 Hi-Tech yang Terlambat Produksi

Messerschmitt Me-262 merupakan pesawat tempur bermesin jet pertama di dunia yang diproduksi oleh negara Jerman saat era Nazi berkuasa, biasa disebut Stormbird atau Sturmvogel atau Schwalbe oleh pilot Jerman, sementara Tentara Sekutu menyebutnya Turbo atau Blowjob. Pesawat tempur ini melakukan debut operasionalnya saat Perang Dunia ke-2 sebagai bomber interceptor (pencegat pesawat pengebom) atau disebut juga sebagai fighter plane, dengan kecepatannya yang luar biasa, persenjataan yang kuat, sangat mampu untuk melakukan intercept dan menghancurkan pesawat pengebom (bomber) milik Tentara Sekutu. Pada suatu hari, Hitler memberikan perintah untuk mengubah fungsi pesawat tempur ini menjadi pesawat pengebom, yang akibatnya menjadi salah satu penyebab keterlambatan maupun kendala di dalam memproduksi mesin perang ini. Selain faktor intervensi Hitler, saya juga akan membahas beberapa faktor lainnya yang menyebabkan pesawat tempur ini mengalami keterlambatan dan penundaan produksi dalam jumlah besar. Jika keterlambatan maupun penundaan produksi itu tidak terjadi, mungkin pesawat tempur bermesin jet pertama di dunia ini dapat mengubah sejarah Perang Dunia ke-2.

Gambar 1. Me-262 (Pesawat Tempur Bermesin Jet Pertama di Dunia)

Gambar 2. Me-262 (Pesawat Tempur Bermesin Jet Pertama di Dunia)
Performa, Persenjataan dan Tipe
Me-262 merupakan mesin perang paling termodern dan tercanggih pada eranya, bahkan mengalahkan lawan tangguhnya pesawat tempur baling-baling bermesin Piston North American P-51D Mustang yang mempunyai kecepatan 700 Kmh (437 Mph), sementara Me-262 mempunyai kecepatan 870 Kmh (540 Mph).

Versi fighter-nya bernama Schwalbe (Swallow), dipersenjatai dengan empat senjata mesin 30mm di bagian depan hidungnya, memberikan efek yang luar biasa terhadap pesawat pengebom Sekutu, dan juga memberikan keuntungan jarak tembak terhadap pertahanan senjata pesawat pengebom Sekutu. Sebelum perang berakhir, tipe ini juga pernah dipersenjatai dengan R4M unguided 50mm air-to-air rockets yang memberikan efek mematikan bagi formasi pesawat pengebom Sekutu, juga keuntungan jarak tembak yang dapat ditembakkan dari jarak jauh.

Versi night fighter two-seater nya juga dilengkapi dengan RADAR dan pelacak pasif yang dapat mendeteksi pesawat Sekutu melalui sebuah transmisi. Keuntungan kecepatan beserta RADAR yang dimiliki mempermudah untuk melakukan intercept terhadap pesawat-pesawat pengebom tipe Mosquito milik Sekutu yang sebelumnya sulit untuk dijatuhkan.

Hitler yang memerintahkan pesawat jet tempur ini berubah menjadi versi pesawat pengebom (bomber) terbukti sangat tidak efisien. Selain diperlengkapi dengan senjata mesin 30mm di bagian depannya, pesawat ini harus membawa dua bom seberat 500lb, pada umumnya tidak efisien sebagai pesawat pengebom karena presisi yang rendah (terbatas pada pengeboman di ketinggian tingkat tinggi), beban bom yang rendah, dan jarak yang rendah. Kemudian Hitler juga menuntut agar bomber ini dipiloti oleh pilot yang biasa menerbangkan pesawat pengebom, ini terbukti gagal total, karena kekurangan pelatihan pesawat tempur yang di dapat oleh pilot pengebom tersebut.

Intervensi dan Penyalahgunaan
Pada tanggal 23 Mei 1944 di ruang kerjanya, Adolf Hitler menerima kedatangan pengikut-pengikutnya, Herman Goering, Generalfeldmarshall Erhard Milch, Generalmajor Adolf Galland, Albert Speer, dan Oberst (Kolonel) Petersen. Nama terakhir merupakan Direktur Riset Me-262 yang dijadwalkan akan mempresentasikan mengenai jet tempur yang hampir rampung ini. Setelah penjelasan oleh Petersen, hari itu Hitler menyetujui pembuatan dalam jumlah yang banyak. Namun apa yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaan. Hitler tiba-tiba menyela dan bertanya, "apakah jet tempur ini adalah pengebom berkecepatan tinggi? berapa banyak yang sudah dibuat untuk mengangkut bom?" Mendengar pertanyaan pemimpinnya Erhard Milch terkejut dan menjawab bahwa jet tempur tersebut bukan dirancang sebagai pengebom namun dirancang sebagai pesawat tempur. Me-262 tidak bisa membawa muatan lebih dari 1.100 lb. Untuk jadi pengebom struktur pesawat harus dirubah.

Mendengar jawaban itu sang fuhrer marah dan langsung memerintahkan agar pesawat jet tempur itu dapat diperlengkapi dengan bom seberat 550 lb. Semua orang tahu bahwa tak seorang pun bisa membantah kehendaknya. Setelah perintah itu maka dimulailah perombakan yang dilakukan pada Me-262. Plat baja anti peluru dan senapan mesin segera dilepaskan agar bom dapat disangkutkan di pesawat. Pada akhirnya perombakan itu berjalan dengan baik dan berhasil, namun sebagai tumbalnya akibat insiden tanggal 23 Mei 1944 itu, Erhard Milch, langsung dicopot jabatannya sebagai kepala produksi Me-262. Ia dianggap tidak bisa menerjemahkan perintah Hitler.

Faktor Lain Penyebab Keterlambatan Produksi
Selain intervensi yang dilakukan oleh Hitler terhadap pengembangan Me-262, beberapa hal juga menjadi penyebab terjadinya keterlambatan produksi dalam skala besar. Penyerangan dan pemboman yang dilakukan oleh pesawat-pesawat pengebom Tentara Sekutu di sekitar tahun 1944 terhadap pabrik-pabrik pesawat tempur Jerman khususnya pabrik pesawat Messerschmitt memperlambat dan menunda produksi Me-262. Kekuatan superioritas udara Tentara Sekutu terhadap wilayah udara Jerman memberikan ruang bagi pesawat-pesawat Tentara Sekutu untuk menyerang pangkalan-pangkalan Angkatan Udara Jerman serta menghancurkan pesawat-pesawat Jerman saat masih di darat.

Sekitar bulan Agustus 1944 di Ploesti, Romania yang merupakan salah satu sumber minyak dan bahan bakar bagi Tentara Jerman dibombardir secara terus menerus oleh Tentara Sekutu dan kemudian wilayah tersebut direbut oleh Tentara Rusia. Hal ini menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi Tentara Jerman karena setelah itu mereka kekurangan bahan bakar untuk menjalankan pesawat-pesawat tempur.

Secara keseluruhan pada masa Perang Dunia ke-2, pesawat tempur Me-262 di produksi sekitar 1400 pesawat namun sayangnya pesawat yang di operasionalkan angkanya hanya di bawah 100 pesawat, kebanyakan karena kekurangan bahan bakar.

Referensi Bacaan :
http://www.2worldwar2.com/me-262.htm
- Tim Penyusun Edisi Koleksi Angkasa. 2005. Kedigdayaan Nazi Jerman (1933-1945). Edisi Koleksi Angkasa XXX (hal. 72-73)

Referensi Gambar :
- Gambar 1
- Gambar 2



Komentar

  1. Sayangnya pesawat Me-262 terlambat diproduksi karena NAZI keburu kalah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, mungkin kalau tidak terlambat produksi bisa memperpanjang waktu perang dunia ke-2

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kurita Si Gurita, Pemimpin Pendaratan Jepang di Daratan Indonesia

Penyerangan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai pada 7 Desember 1941 oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang membawa Amerika Serikat masuk ke dalam Perang Dunia ke-2. Pada serangan udara yang mengejutkan tersebut tercatat 21 kapal AL Amerika Serikat rusak atau tenggelam. Diantaranya 8 kapal tempur ( battleship ) dengan 4 diantaranya tenggelam. Selain itu 3 kapal penjelajah ( cruiser ), 4 kapal perusak ( destroyer ), dan 6 kapal pendukung militer lainnya rusak atau tenggelam. Tiga hari kemudian, kembali terjadi serangan udara oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang terhadap Kapal Tempur ( battleship ) milik Inggris " Prince of Wales " dan Kapal Penjelajah Tempur ( battlecruiser ) " Repulse " yang tengah berlayar dari pelabuhan Singapura menuju pantai Malaya Timur dan Utara (saat ini Malaysia). Serangkaian serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang ini memiliki tujuan agar Jepang leluasa dalam melakukan ekspansi teritorial

Tiga Pemersatu Jepang, Tiga Pribadi yang Berbeda

Nobunaga Oda (1534-1582) -  Daimyo (tuan tanah yang memiliki banyak pengikut) yang mempunyai tekad untuk mempersatukan Jepang sehingga tercipta kedamaian di seluruh wilayah Jepang. Saat masa itu, Jepang memiliki banyak sekali Daimyo yang tersebar di seluruh provinsi dengan mengontrol wilayahnya masing-masing, dan tidak jarang antar Daimyo melakukan perebutan wilayah dengan berperang. Nobunaga berasal dari provinsi kecil bernama Owari. Walaupun berasal dari wilayah yang kecil, ia memiliki keberanian dan kepintaran untuk memenangi banyak pertempuran. Nobunaga melakukan seppuku (ritual bunuh diri samurai Jepang dengan cara merobek perut dan mengeluarkan usus) setelah dikhianati oleh pengikutnya yaitu Akechi Mitsuhide dan gagal mempersatukan Jepang. Gambar 1. Nobunaga Oda Potrait by Giovani Nicolao Toyotomi Hideyoshi (1536-1598) - Penerus Nobunaga Oda setelah kematian Nobunaga, orang pertama yang mewujudkan persatuan di seluruh wilayah Jepang. Sebelumnya ia adalah seorang p

Brecourt Manor, Aksi Pertama Kompi E, Divisi Lintas Udara Amerika Serikat ke-101, Resimen 506

Pada pagi hari 6 Juni 1944 invasi Tentara Sekutu terhadap Tentara Nazi Jerman di Pantai Barat Eropa dimulai, tepatnya di Pantai Normandia, Perancis. Pasukan terjun payung dari Divisi Lintas Udara ke-101 Amerika telah terlebih dahulu diterjunkan pada dini hari. Divisi Lintas Udara ke-101 bersama Divisi Lintas Udara ke-82 Amerika memiliki misi untuk masuk jauh ke pertahanan musuh dan mengalihkan perhatian pasukan Jerman yang berposisi di pantai khususnya Pantai Utah (Pantai Utah merupakan salah satu kode yang diberikan Tentara Sekutu dari 5 lokasi pendaratan amfibi pada invasi Normandia), sehingga pasukan invasi Sekutu dari pantai dapat menerobos pada pagi harinya. Namun pada saat dini hari itu, saat operasi penerjunan tersebut berlangsung, banyak dari kedua pasukan baik dari Divisi 101 dan 82 salah mendarat dari Drop Zone ( DZ - Zona Pendaratan) yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini diakibatkan tembakan sporadis yang dilakukan oleh artileri Jerman yang menembaki pesawat mereka,